Showing posts with label Budidaya Anggrek. Show all posts
Showing posts with label Budidaya Anggrek. Show all posts

Perkembangbiakan Generatif Anggrek

Tulisan kali ini merupakan tulisan yang admin torehkan untuk meyambung pembahasan mengenai perkembangbiakan generatif anggrek. Jika pada kesempatan yang lalu admin mensharekan penggunaan media tanam buatan dalam perkembangbiakan anggrek, maka untuk kali ini admin akan membahas tentang penyebaran biji anggrek, penyemaian benih anggrek. pemindahan bibit anggrek dan pemindahan anggrek dari pot penyemaian
 
Penyebaran Biji Anggrek
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan proses penyerbukan, baik yang terjadi secara alami ataupun penyerbukan yang dilakukan dengan bantuan manusia. Bahasan yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini mengenai perkembangbiakan generatif yang dibantu manusia.

Dalam kegiatan penyebaran biji anggrek untuk proses perkembangbiakannya, peralatan-peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih. Setelah kebersihan peralatan dilakukan maka tahapan selanjutnya adalah mensterilkan biji anggrek yang akan disebar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggojog biji anggrek dalam larutan air kaporit.

Cara membuatnya cukup sederhana. Pertama larutkan 10 gr kaporit dengan 100 cc air. Setelah itu saring larutan kaporit tersebut dengan menggunakan kertas filter lalu masukan ke dalam botol larutan yang telah disaring tadi. Setelah larutan kaporitnya ditempatkan dalam botol, masukan biji anggrek ke dalam botol yang berisi larutan kaporit tadi, setelah itu gojong selama 10 menit atau bias ditandai dengan berubahnya warna biji anggrek yang semula kuning kecoklatan menjadi kehijauan. Jika hal ini telah terjadi maka buang larutan kaporit tadi dan gojog kembali biji anggrek dengan larutan aquades 2 sampai 3 kali

Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah  terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
 
Penyemaian Benih Anggrek
Hal yang harus dipersiapkan adalah menyediakan botol bermulut lebar, bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat, yang akan digunakan sebagai wadah penyemaian benih anggrek. Setelah botol-otol tersebut disediakan maka tutup botol dengan menggunakan kapas yang digulung-gulung hingga padat. Jangan lupa untuk mengikat bagian ujung kapas yang digunakan untuk menutup botol agar proses pencopotan tutup botol bisa dilakukan. Jika sulit untuk menemukan kapas, maka kain perca yang dipotong-potong bias digunakan sebagai penganti kapas untuk menutup botol selama kain tersebut mampu menutup botol dengan rapat agar bakteri/jamur yang bisa meginfeksi dan mengkontaminasi kesterilan biji anggrek tidak bisa masuk.

Pemindahan Bibit Anggrek
Setelah bibit anggrek disemaikan di dalam botol selama 9–12 bulan, atau dengan ciri fisik tanaman bibit terlihat besar dan telah tumbuh akar, maka pindahkan bibit anggrek dalam pot penyemaian berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Sebagai media tanamnya, siapkan campuran pecahan genting dan akar pakis berwarna coklat yang di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya yang sebelumnya telah dicuci bersih terlebih dahulu dan air cucian hilang dari akar pakis. Setelah akar pakis dicuci maka rendam terlebih dahulu alas makanan anggrek selama 24 jam dengan campuran Urea atau ZA : 0,50 mg, DS, TS atau ES : 0,25 mg, Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg, Air : 1000 cc.

Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai alas makanan anggrek adalah dengan menggunakan pupuk buatan campuran unsur N, P, K dengan perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Disamping itu kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah juga bias digunakan sebagai alas makanan anggrek

Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.

Perkembangbiakan Anggrek

Setelah kita membahas jenis anggrek, hama dan penyakit yang menyerang tanaman anggrek, sekarang sudah tiba saatnya bagi admin untuk sharing tetang perkembangbiakan tanaman bunga anggrek agar kelestarian bunga anggrek bisa dipertahankan dengan proses perkembangbiakannya. Secara umum perkembang biakan tanaman anggrek tidak jauh berbeda dengan proses perkembangbiakan tanaman lainnya. Adapu proses perkembangbiakan pada tanaman dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perkembang biakan secara generatif adalah perkembangbiakan pada tumbuhan yang terjadi dengan proses penyerbukan. Sedangkan proses penyerbukan itu sendiri bisa difahami sebagai satu peristiwa dimana serbuk sari jatuh ke kepala putik. Berdasarkan asal serbuk sarinya, kegiatan penyerbukan bisa dibedakan menjadi penyerbukan sendiri (penyerbukan yang terjadi bila benang sari yang jatuh pada kepala putik berasal dari bungan itu sendiri), penyerbukan tetangga (penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain tetapi masih pada satu pohon), penyerbukan silang (penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang sejenis tetapi berbeda pohonnya), penyerbukan bastar (penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang tidak sejenis)
  

Bagian Bunga
Bagian-Bagian Bunga



Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembaangbiakan yang terjadi tanpa proses penyerbukan. Lantas bagaimanakah kedua proses perkembangbiakan ini terjadi pada tanaman anggrek..?
Info detailnya kita lanjutin yuk.....

Penggunaan MediaTanam Buatan dalam Perkembangbiakan Generatif

Buah anggrek merupakan buah lentera yang artinya buah tersebut akan pecah ketika matang. Pada saat matang, bagian buah yang akan membuka merekah adalah bagian tengah buah, bukan pada bagian ujung ataupun pangkal buah. Bentuk buah tanaman bunga anggrek berbeda-beda, bergantung pada jenis anggreknya. Biji anggrek matang yang keluar dari buah anggrek tidak sama seperti kebanyakan biji pada tanaman lainnya. Ukuran biji bunga anggrek mikroskopis hampir menyerupai tepung dan dalam jumlah yang sangat banyak (bisa mencapai jutaan biji). Karena biji anggrek tidak mempunyai cadangan makanan maka dengan sendirinya biji anggrek tidak dapat berkecambah. Dibutuhkan pasokan makanan tambahan dari sejenis jamur yang hidup di dalam akar anggrek dewasa, yang disebut mikhoriza agar biji anggrek bisa berkecambah.

Teknik menanam biji anggrek dengan menggunakan media buatan dewasa ini telah banyak dikembangkan. Dengan menggunakan media tanam buatan maka para pecinta anggrek bisa mengatur seberapa banyak zat-zat kimia yang harus diberikan pada media tanam tersebut agar biji tanaman anggrek bisa berkecambah dengan baik.

Penggunaan media tanam buatan dalam mengecambahkan biji anggrek dapat menaikkan prosentase keberhasilan perkecambahan biji anggrek secara alami dari 5% sampai 8% perkecambahan menjadi 60% sampai 80% selama faktor-faktor berikut bisa dipenuhi dalam proses perkecambahan.

1.    Karbohidrat
Sukrosa dan fruktosa adalah gula sederhana golongan oligosakarida yang mengandung unsur karbohidrat. Pada umumnya unsur karbohidrat jenis inilah yang dibutuhkan pada proses perkecambahan pada medium buatan. Sukrosa dan fruktosa akan digunakan oleh biji anggrek sebagai cadangan makanan sebelum tunas membentuk makanan sendiri dan untuk proses perkecambahan (tunas keluar dari biji)

2.    Nitrogen
Merupakan senyawa amonia, nitrat dan urea yang digunakan sebagai bahan utama pembentukan sel-sel tmbuhan pada proses perkecambahan.

3.    Mineral
Mineral yang dibutuhkan adalah mineral yang mengandung unsur kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan fosfor (P). Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan dalam bentuk senyawa kompleks. Jika mineral ini tidak ada, maka tunas anggrek yang telah berkecambah akan mati, sebaliknya, jika kandungan mineral yang ada melebihi dari jumlah yang semestinya atau terlalu pekat maka tanaman anggrek akan mengalami keracunan. Kandungan unsur-unsur mineral yang dianjurkan adalah 40 mg/L media

4.    Penyinaran
Syarat pokok yang harus tersedia dalam proses pembentukan cadangan makanan adalah kegiatan penyinaran untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Penyinaran yang dibutuhkan adalah 400 sampai 3000 lux yang bisa diperoleh dari sinar matahari difus, lampu neon dan lampu Cool White. Ukuran umum yang digunakan sebagai parameter pengukuran adalah lampu neon putih dengan daya 40 watt yang di letakkan pada jarak 1,5 hingga 2 meter dari rak tempat botol perkecambahan. Semakin kecil daya yang digunakan maka jarak lampu ke tanaman harus semakin dekat

5.    Suhu
Untuk keseluruhan jenis anggrek, temperatur optimal yang sebaiknya digunakan adalah 20 0C – 25 0C. Penggunaan temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kelayuan kecambah karena terjadinya penguapan air yang terlalu besar, sedangkan jika temperatur terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan kecambah sangat lambat.  

6.    pH (Tingkat Keasaman)
pH media tanam buatan yang dibutuhkan harus berkisar 4,8 sampai 5,2 dengan toleransi kisaran antara 3,6 hingga 7,6. Pertumbuhan tunas anggrek keasaman media dapat mengalami perubahan.

7.    Vitamin dan Hormon
Unsur ini digunakan untuk memacu pertumbuhan tunas dalam bentuk senyawa murni. Vitamin dan hormon bisa diperoleh dari penggunaan zat aditif seperti pisang, kentang, buah tomat

Wah.. ternyata sudah malam nich... admin butuh istirahat malam ini. Sekian dulu ya sob.... admin janji akan melanjutkan tulisan ini dilain kesempatan

Serangan Hama Tanaman Anggrek

Hama merupakan serangan masal hewan pada tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, bahkan bisa menyebabkan kematian. Tanaman Anggrek pun bisa terkena serangan hama, walapun tanaman anggrek cenderung lebih tahan terhadap serangan hama, terutama untuk bunga anggrek yang dirawat dengan baik, baik dari kebersihan tanaman ataupun lingkungan dimana anggrek hidup.

Jika tanaman anggrek anda terserang hama, maka hal ini mengindikasikan tanaman anggrek yang anda punya kurang mendapatkan perhatian. Sebaiknya untuk mengatasi serangan hama pada tanaman anggrek jangan ditunggu sampai meluas. Bila serangan hamanya cepat di atasi maka pengaruh yang lebih buruk yang akan terjadi pada tanaman anggrek bisa dihindari.

Gejala awal serangan hama dapat terdeteksi dengan cepat jika kita mau melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap tanaman bunga anggrek yang kita miliki karena dengan kegiatan tersebut langkah-langkah pengendalian bisa dilakukan dengan cepat. Bukankah pencegahan lebih baik dilakukan sebelum serangan hama terjadi?. Nah untuk menambah pengetahuan kita jenis hama yang menyerang pada tanaman bunga anggrek kit, berikut akan dipaparkan jenis serangga yang sering menyerang tanaman anggrek dan gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya. 

Tungau/kutu perisai
Gejalanya adalah: terdapat tungau yang menempel pada pelepah daun, dengan warna kemerahan dalam jumlah yang banyak. Bekas serangan yang ditimbulkan berupa bercak hitam yang merusak daun. Pengendalian: gosok pelepah daun dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, semprotkan insektisida berdosis 2 cc/liter.

Bunga Anggrek, Jenis Anggrek, Media Tanam anggrek, Hama Anggrek
Tungau /Kutu Perisai
Semut
Anggrek yang terserang hama semut memiliki gejala: akar dan tunas muda akan rusak yang disebabkan adanya pertumbuhan jamur. Pengendalian serangan hama ini bisa dilakukan dengan merendam pot dalam air, setelah itu jaga kebersihan lingkungan di sekitar rak atau lebih baik pot bunga anggrek digantug

Belalang
Gejalanya pinggiran daun anggrek rusak dengan bentuk luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistemik. Bila jumlahnya sedikit penanganannya bisa langsung dimusnahkan.

Trips
Gejala serangan yang ditimbukan adalah hama trips akan menempel pada buku-buku batang dan daun muda, munculnya bercak abu-abu di permukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian yang harus dilakukan secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot dengan insektisida.

Hama Anggrek, Bunga Anggrek, Budidaya Anggrek
Trips

Kutu babi
Gejalanya: kerusakan yang ditimbulkan serangan hama kutu babi hampir sama dengan serangan yang diakibatkan oleh semut, tapi tidak menyerang tunas daun. Kegiatan pengendalian yang harus dilakukan rendam pot anggrek dengan air.

Keong
Gejala yang tampak: Keong akan menyerang lembaran daun anggrek. Pengendaliannya, jika jumlah keong yang ada dalam jumlah yang sedikit, maka pengendalian yang dilakukan cukup diambil dan buanglah keong tersebut, tetapi bila jumlah keongnya banyak gunakan insektisida/dijebak dengan bubuk prusi untuk mengatasi serangannya.

Red Spinder
Gejala yang ada akan timbul bercak putih di bagian bawah daun, permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun akan mati. Pengendaliannya: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip, lalu dibakar atau gosok daun dengan alkohol. Apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

Kumbang
Gejala batang anggrek yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar. Kumbang akan meletakan Larvanya pada daun yang jika menetas akan merusak daun anggrek. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin, lalu bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.

Hama Anggrek, Bunga Anggrek, Budidaya Anggrek
Kumbang
Ulat daun
Gejalanya ulat daun akan menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendaliannya adalah: kalau jumlahnya sedikit (2-5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan, bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik. Tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.

Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.

Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.

Penyakit Pada Tanaman Anggrek

Penyakit bercak hitam
Penyakit ini cepat menular melalui akar dan alat-alat yang digunakan untuk merawat tanaman anggrek yang tidak steril. Pada ujung akar, bagian tunas dan juga daun, akan muncul warna coklat kehitaman sebagai identifikasi awal yang dapat diperhatikan jika tanaman anggrek terkena penyakit ini. Tanaman akan terlambat tumbuh, kerdil da akhirnya akan membunuh tanaman anggrek. Pegendaliann yang daat dilakukan adalah dengan cara memotong dan membuang bagain tanaman yang terserang penyakit ini atau menyemprotkan fungisida. Hala yang perlu diperhatikan sebelum menangani anggrek yang terserang penyakit ini adalah sterilkan alat-alat potong dengan menyiramnya dengan alkohol atau dibakar terlebih dahulu sebelum digunakan.

Penyakit Rebah Kecamba
Serangan penyakit ini sering terjadi pada proses persemaian anggrek. Penyebaran penyakitnya terjadi melalui air. Gejala yang bisa diidentifikasi adalah: muncul bercak bening kecil pada permukaan daun, lalu melebar dari atas hingga titik tumbuh pada tunas dan ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuang bibit yang sakit, dibakar hingga musnah. Semprotkan fungisida dan keringkan pot beserta kecambahnya

Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.

Penyakit Bercak Coklat
Kecambah jenis Phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada saat cuaca dalam keadaan yang sangat lembab. Penyakit ini akan menginfeksi daun basah atau bekas luka pada daun. Disamping itu, sentuhan daun yang sakit pada daun yang sehat dapat menjadi media penularan penyakit ini. Gejala yang tampak jika tanaman anggrek terserang penyakit ini adalah muncul bercak kecil bening pada pucuk daun dan akan meluas ke seluruh kompot dalam waktu beberapa hari. Daun kecambah anggrek akan rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, menular dan juga mematikan. Sangat sulit untuk mengendalikan penyakit ini. Jika serangan penyakit yang terjadi sangat parah dampaknya pad atanaman anggrek maka seluruh kecambah anggrek harus dibuang.

Penyakit buluk
Jenis penyakit ini sering terjadi pada media tanam, kultur spora cendawan dibawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala yang muncul adalah: biji anggrek tidak dapat berkecambah, persemaian dalam botol akan gagal. Jika kecambahnya telah tumbuh lantas mendapatkan serangan cendawan maka kecambah tersebut akan mati/layu. Kegiatan pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan cendawan yang ada pada media dari dalam botol, sterilkan botol dan media, lalu tutup kembali. Pengendalian cara ini dilakukan jika tahapan serangan masih dalam tahapan awal serangan. Jika kecambah anggrek sudah besar dan terkena serangan ini maka kecambah dikeluarkan dan dicuci dengan fungisida. Setelah itu kecambah ditanam dalam pot.

Penyakit busuk akar
Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Gejala yang muncul akar leher membusuk hingga rhizoma dan umbi batang. Daun dan umbi batang akan menguning, keriput, tipis dan bengkok. Tanaman akan menjadi kerdil dan tidak sehat. Potong dan buang bagian tanaman yang sakit untuk mengendalikan serangan penyakit ini. Luka bekas potongannya disemprot dengan fungisida (Benlate).

Penyakit busuk
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsi. Gejala yang muncul terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang sakit. Media tanam dan seluruh pot didesnfektan dengan larutan formalin 4% atau fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.

Penyakit layu
Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxyporium. Gejala yang muncu hampir sama dengan serangan busuk akar, yang membedakannya adalah pada rhizoma terdapat garis atau lingkaran berwarna ungu. Jika serangan yang terjadi berat, maka seluruh rhizoma akan berwarna ungu, lalu akan terjadi pembusukan pada umbi batang, yang menyebabkan tanaman sangat tidak sehat. Lakukan pemotongan pada bagian yang terserang penyakit lalu bekas potongan disemprot dengan Benlate untuk tindakan pencegahannya. Setelah itu pindahkan tanaman pada media tanam yang baru yang masih segar dan bersih serta memiliki aliran udara yang lancar disekitar tanaman.

Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia cartovora. Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Pengendalian: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %

Penyakit Cymbidium
Virus Mozaic cymbidium merupakan penyebab penyakit ini. Akan muncul bercak kekuningan pada awalnya yang diikuti jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Untuk anggrek cathleya, bercak yang muncul berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Pada daun tua banyak bintik jaringan yang mati. Pengendalian yang dilakukan hanya bersifat pencegahan yang dilakukan dengan membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.
Penyakit busuk hitam
Penyebabnya adalah cendawan Phytopytora omnivora. Gejala yang muncul adalah warna pangkal daun berubah menjadi kehitaman, lalu melunak, busuk dan akhirnya daun mati. Lankah pengendalian yang bisa diterapkan: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk zat yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

Budidaya Anggrek (Part 2)

Sobat pecinta anggrek sekalian, setelah kita membahas tentang proses pembibitan, penyemaian dan media tanam untuk tanaman anggrek, sekarang kita akan mengupas mengenai proses pemindahan bibit, baik pada saaat penyemaian ataupun pot pertumbuhan dan juga pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai pengolahan media tanam.

a.    Pemindahan Bibit dari Botol ke Pot Penyemaian
Setelah tanaman berkembang dalam botol, (kurang lebih 9-12 bulan) dengan penampilan fisik terlihat besar dan mulai tumbuh akar, maka pindahkan bibit ke dalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5-30 mm sehingga serabutnya terlepas satu dengan lainnya. Sebelum dipakai, media tanam tersebut dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Setelah dicuci, akar pakis direndam selama ± 24 jam dalam campuran media:
1. Urea atau ZA                      : 0,50 mg
2. DS, TS atau ES                   : 0,25 mg
3. Kalium sulfat atau K2SO4  : 0,25 mg
4. Air                                       : 1000 cc

Media tanam bibit anggrek lain yang dapat digunakan adalah pupuk buatan berunsur N ; P ; K dengan perbandingan komposisi masing-masing adalah 60 ; 30 ; 10. Jika menggunakan pupuk kandang yang dicampur pakis maka perbandingan pakis dan pupuk kandang adalah 4 : 1. Kulit pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah juga bisa digunakan sebagai isian pot anggrek setelah direndam dalam media akar pakis selama 24 jam. Selain bahan-bahan yang telah dijelaskan sebelumnya, arang kayu bakar, serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari juga dapat digunakan sebagai media tanam anggrek.


Media tanam anggrek, pot serabut kelapa
Anggrek Dalam Pot Penyemaian
Ketika media tanam telah dipersisapkan dengan benar maka, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengisian pot dengan pecahan genting hingga mencapai 1/3 tinggi pot. Setelah itu, lapisan atas pecahan genting diberi lapisan remukan pakis tanpa pemadatan hingga mencapai ketinggian 1 cm di bawah tepi pot

Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan cara mengeluarkan tanaman dari botol terlebih dahulu dengan cara memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan menggunakan kawat bersih berujung seperti huruf U, keluarkan tanaman satu persatu yang dimulai dari bagian akar terlebihdahulu. Setelah tanaman dikeluarkan maka cuci tanaman tersebut dengan kaporit 1 %, lalu bilas dengan air bersih.  Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaiknya terlebihdulu direndam dalam antibiotic (penicillin, streptomycin) selama 10 menit, setelah itu tanaman anggrek baru ditanam untuk proses penyemaian.

 b.   Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4-6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam media sampai 1 cm di bawah tepi pot.
 
media tanam anggrek, pot
Pot Pertumbuhan Anggrek
 c. Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan atas:
  1. Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
  2. Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Tujuan pembuatan bak di atas tanah adalah untuk menghindari kebecekan. Pembuatan bak tanam dilakukan dengan cara menggali tanah kering sedalam 10-20 cm kemudian beri bata ukuran 40 cm x 2 m dengan jarak antara pembantas dengan yang lain adalah 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut membentuk suatu rangkaian  

Media Tanam Anggrek


Sebelum kita membahas lebih lanjut megenai teknik pembudidayaan tanaman anggrek, maka pada kesempatan ini saya akan mengupas sedikit mengenai media tanam yang baik untuk tanaman anggrek itu sendiri.

Ada tiga jenis media tanam anggrek yang harus disesuaikan dengan cara hidup tanaman anggrek, yaitu:
  1. Media untuk anggrek Epifit dan Semi Epifit terdiri dari: Serat Pakis yang telah digodok, Kulit kayu yang dibuang getahnya, Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, Ijuk, Potongan batang pohon enau, Arang kayu, Pecahan genting/batu bata. Bahan-bahan untuk media tanam yang telah disebutkan di atas dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
  2. Anggrek Semi Epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan. 
  3. Media untuk anggrek Terestrial merupakan jenis anggrek yang hidup di tanah. Oleh karena itu perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya. Sedangkan media tanam untuk jenis anggrek semi Terrestria adalah pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu, serat pakis.
 Serabut Kelapa, Arang Kayu
Sabut kelapa merupakan salah satu media tanam anggrek yang baik karena memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyimpan air. Selain itu serabut kelapa juga mudah didapat dengan harga yang murah. Kelemahan yang dimiliki serabut kelapa sebagai media tanaman untuk tanaman anggrek adalah dari karakter fisik serabut kelapa yang mudah lapuk dan busuk yang akan menyebabkan media ini menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasikelemahan ini, maka sebaiknya ketika menggunakan serabut kelapa sebagai media tanam anggrek maka pilihlah sabut kelapa yang sudah tua dan segera ganti serabut tersebut bila sudah mengalami kelapukan.


Keunggulan yang dimiliki arang kayu sebagai media tanam tanaman anggrek adalah tidak mudah lapuk serta tidak mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Kebusukan akar tanaman anggrek bisa dihindari karena anggrek berada dalam kondisi yang relatif kering. Sedangkan kelemahan yang dimilikinya adalah sulit untuk menyimpan air dan miskin akan unsur hara yang dibutuhkan oleh anggrek. Oleh karena itu penggunaan arang kayu sebagai media tanaman anggrek sangat baik digunakan untuk daerah pembudidayaan anggrek yang memiliki kelembabapan tinggi. Disamping itu pemberian air dan pupuk yang intensif perlu dilakukan agar kelemahan media tersebut bisa di atasi sehingga peningkatan pertumbuhan dan produksi bunga anggrek bisa dilakukan. 


Penggunaan pecahan batu bata/genting sebagai media tanam tanaman anggrek dilakukan dengan tujuan untuk mengatur drainase dan aerasi udara dalam pot. Oleh karena itu pecahan batu bata atau genting diletakan di dasar pot yang pengisiannya mencapai 1/3 dari ketinggian pot, tergantung dari tingkatan kelembapan yang dibutuhkan tanaman anggrek. Rongga udara yang tercipta dari susunan genteng ataupun pecahan bata yang tidak teratur akan memberi kebebasan akar untuk tumbuh dan berkembang secara leluasa ke segala arah. Rongga yang ada juga dijadikan sebagai jalan masuk oksigen yang diperlukan akar tanaman untuk proses pernafasan dan mampu menurunkan tingkat kelembaban. Untuk diketahui kemampuan batu bata untuk mebyerap air lebih besar dibandingkan dengan pecahan genting.




Kelebihan yang dimiliki pakis sebagai media tanam anggrek adalah memiliki kemampuan untuk menyimpan air yang cukup tinggi, memiliki rongga-rongga untuk proses aerasi dan drainase, daya lapuk pakis yang relatif lebih lama dan terjadi secara perlahan serta mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek. Disamping kelebihan yang dimilikinya, ternyata media pakis juga memiliki kelemahan yang diantaranya adalah media tanam pakis sulit didapat karena ketersediannya yang terbatas yang diakibatkan media tanam pakis juga digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias lainnya. Masih belum dibudidayakannya tanaman pakis dan terus mengandalkan pakis di alam mengakibatkan ketersedian tanaman pakis semakin hari semakin menipis. Pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman anggrek, yaitu saat kompot. Karena sifatnya tersebut pakis sebagai media tanam cocok untuk tanaman anggrek Phalaenopsis